Sambut Hari Santri, Siswa MI Miftahul Akhlaqiyah Gelar Istighotsah

0

Ngaliyan. NU NGALIYAN - Ratusan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Akhlaqiyah Ngaliyan menggelar istighotsah bersama, di halaman sekolah setempat, Jumat, (21/10/2022).

Kegiatan ini menyambut Hari Santri Nasional (HSN) yang biasa diperingati pada 22 Oktober, Dengan dipimpin Ketua Syuriah NU Ranting Tambakaji Ahmad Nadhir, ratusan siswa bersama para guru, khusuk memanjatkan doa dan melafalkan untaian kalimat thayibah.

"Perjuangan itu bukan hanya fisik, namun perlu didasari dengan spiritual. Artinya dhahir dan batin berjalan bersama-sama,” kata Kepala MI Miftahul Akhlaqiyah Rif'an Ulil Huda.

Hal itu selaras dengan sejarah lahirnya hari santri itu sendiri. Sebab, menurut Rif’an, dengan bimbingan para kyai, santri turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Waktu dengan semangat resolusi jihad yang difatwakan Hadratussyaih Hasyim Asyari, para santri berjuang mengangkat senjata melawan penjajah namun tetap dengan berdoa,” katanya.

Karena itu, lanjut dia, melalui peringatan HSN yang diisi dengan istighosah, akan memberikan pengetahuan kepada para siswa madrasah akan makna santri dan perjuangan. “Kita bisa tahu dan sadar ternyata zaman dulu pada santri bersama ulama turut merebut kemerdekan dan mempertahannya,''

''Dari kegiatan ini, akan memotivasi anak agar semangat dan meniru akhlak mulia dari para ulama,” katanya.

Semangat itu, menurutnya, sesuai dengan nama madrasah, yaitu miftahul akhlaqiyah, yang berarti gerbangnya akhlak atau prilaku.

“Ketika ilmunya sudah mumpuni, maka akan melahirkan sikap tawaduk atau akhlak mulia. Sehingga ketika anak semakin dewasa, akan semakin baik budi pekertinya,'' ''Seperti ibarat padi, semakin berisi akan makin merunduk,” terang Rif’an.

Sementara Ketua Syuriah NU Ranting Tambakaji Ahmad Nadhir, dalam tausiyahnya, menyampaikan, hari santri pertama kali diperingati pada 22 Oktober 2015. Hal itu, seiring dengan keputusan Presiden RI yang menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Santri Nasional.

“Anak-anak siswa madrasah, semuanya adalah santri. Kalian semua akan meneruskan perjuangan para ulama,” katanya.

Menurut Nadzir, perjuangan santri saat ini berbeda dengan zaman dahulu. Santri dulu berjuang dengan terjun di medan perang.

“Sekarang adek-adek berjuang bukan mengangkat senjata, tetapi dengan giat belajar agar dapat mengisi kemerdekaan dengan prestasi dan akhlak mulia,” katanya.

Sumber: Suara Merdeka

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top